Pandemi covid-19 yang terjadi di Indonesia secara tidak langsung menyebabkan perubahan sosial, salah satunya adalah proses interaksi sosial yang terjadi saat ini mengalami metamorfosis berawal dari proses interaksi langsung melalui pertukaran informasi antara individu satu dengan individu yang lain ataupun individu dengan kelompok ataupun kelompok dengan kelompok berubah menjadi interaksi sosial pertukaran simbol-simbol digital saja. Segala aktivitas yang dilakukan oleh manusia cenderung akan digerakkan melalui serangkaian teknologi digital. Era modern diidentifikasikan dengan masyarakat digital, Masyarakat yang ditandai dengan proses sosial ketika kehidupan sosial menjadi terorganisasi melalui teknologi informasi (Nanang Martono, sosiogi perubahan sosial,2011). Sajian berupa Kecepatan, perubahan, kemajuan, kemudahan dan peningkatan produktivitas merupakan poin positif dari modernisasi.
Solidaritas sosial merupakan suatu hubungan antar individu atau kelompok yang dengan dasar dari perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama dan dikuatkan oleh pengalaman emosional bersama (Emile Durkheim, Dalam Lawang, 1994:181). Tingkat solidaritas sosial masyarakat Desa Tamanasri tergolong masih tinggi saat pandemic covid-19 ini. Hal ini sesuai dengan teori sosial Emile Durkheim tentang solidaritas sosial. Menurut Emile Durkeim , berdasarkan kerekatan sosial solidaritas sosial dibagi menjadi dua yaitu solidaritas mekanik dan solidaritas organis. Masyarakat desa Tamanasri masuk dalam kategori solidaritas mekanik. Solidaritas mekanik adalah masyarakat paguyuban, yaitu masyarakat yang hubungan antara satu dan lainya sangat akrab, masyarakat yang relative sederhana. Biasanya ditemukan pada masyarakat pedesaan atau masyarakat paguyuban (lukman.blogspot.com/2017/03/).
Bulan Ramadhan ini terasa sangat berbeda dari tahun sebelumnya, pasalnya warga dunia, termasuk Indonesia, tengah berjuang melawan virus Corona. Hal ini menyebabkan pemerintah mengambil kebijakan dengan menerapkan pola hidup baru, yaitu social distancing, pembatasan interaksi sosial, yang diwujudkan dengan beraktivitas di rumah, menggunakan masker jika keluar rumah, dan keluar rumah jika keadaan mendesak saja. Selain itu juga diadakan karantina individu dengan kondisi tertentu, hingga karantina wilayah.
Hal ini tentunya juga berdampak terhadap tradisi di bulan Ramadhan, yang biasanya buka bersama di masjid, atau buka bersama teman-teman, shalat tarawih beramai-ramai, sekarang hanya bisa dilaksanakan bersama keluarga di rumah saja. Tetapi hal ini juga berdampak positif, yaitu dapat mendekatkan kita dengan keluarga, yang tadinya sibuk berkegiatan di luar rumah, kini dapat bercengkrama kembali dengan keluarga.
Masyarakat bisa apa?
Dalam tataran masyarakat, saya dan mungkin pembaca pasti telah mendengar, melihat, membaca atau bahkan terlibat dalam gotong royong untuk saling membantu kelompok-kelompok rentan dalam meringankan sedikit beban akibat pandemi saat ini. Para tenaga medis, homeless, dan kelompok rentan lainnya merupakan target yang dibantu.
Dalam masyarakat juga ada kelompok yang mempunyai kesadaran yang diselimuti oleh dogma dan mitos sehingga membentuk sikap non-ilmiah. Sikap non-ilmiah tersebut sangat membahayakan diri sendiri dan orang disekitarnya. Misalnya, masyarakat konservatif agama masyarakat tradisional yang dianggap lebih mengedepankan ritual sosial dan sikap gotong royong sebagai bentuk rasa empati.
Merriam-Webster Dictionary didefinisikan sebagai “to trick into believing or accepting as genuine something false and often preposterous” atau tipu muslihat untuk membuat orang percaya sesuatu sebagai benar padahal sejatinya hanya berita bohong dan seringkali bertentangan dengan akal sehat atau nalar. Dalam kamus Cambridge, hoax didefinisikan sebagai “a plan to deceive someone, such as telling the police there is a bomb somewhere when there is not one”. Singkatnya hoax dapat diterjemahkan sebagai berita bohong atau palsu. Salah satu model pemberitaan palsu yang paling umum adalah menyampaikan informasi tentang suatu kejadian yang berbeda dengan kejadian sebenarnya.
Hoax dalamSebuah berita hoax dapat menyebar dengan cepat bak virus yang dalam sekejap menjadi wabah di dunia virtual. Penyebaran hoax yang begitu cepat juga didukung oleh kenyataan bahwa para pengguna internet cenderung mematikan otak kritis mereka ketika berhadapan dengan berbagai konten berita sensasional di internet. Di dunia media sosial, sensasi merupakan hal yang sangat penting. Hal ini berkaitan dengan sifat aktifitas netizen di media sosial yang selalu diarahkan untuk mendapat dan mengumpulkan klik pada tombol like, share dan komentar sebanyak-banyaknya. Makin sensasional sebuah berita atau informasi, makin mungkin untuk mendapat banjir like, share and comments.
Kita semua mengetahui bahwa alam semesta ini memberikan apa yang manusia butuhkan, tanpa manusia berpikir, lantas apa yang diberikan manusia kepada alam?. Bukankah keseimbangan itu diperlukan didalam tatanan kehidupan? bukankah mengenal alam lebih dalam merupakan sebuah tuntutan peradaban?
Bicara soal dielektika tentu tidak lepas dari Hegel, dialektika selalu diasosiasikan dengan Hegel. Dimana dalam teorinya, dinyatakan, bahwa, dunia terus bergerak secara dialektis menuju kesempurnaan. Yakni bergerak dari: Tesis, Anti Tesis, dan Sintesis. Maksudnya apa yang tampak pada diri kita saat ini dan kondisi apa pun yang kita alami saat ini bukanlah sesuatu yang selesai, melainkan terus mengalami dinamika dan bergerak menuju kehidupan yang lebih baik, yakni kesempurnaan.
Teori thaba’i al-umran pertama kali dicetuskan oleh Ibnu Khaldun. Siapa yang tak mengenal sosok Ibnu Khaldun? Ibnu Khaldun bukan hanya seorang filsuf, melainkan juga sosiolog, politikus dan ahli sejarah. Orang-orang beranggapan bahwa Ibnu Khaldun merupakan perintis ilmu sosial dan orang pertama yang berusaha merumuskan hukum-hukum kemasyarakatan. Menurutnya, sosiologi merupakan sarana untuk memahami sejarah dan kondisi sosial masyarakat pada suatu generasi, proses perubahan dalam suatu masyarakat, faktor dan pengaruhnya dalam peta peradaban bangsa.
1. Konsep Pengalaman agama
Pernahkah kalian mendengar kata pengalaman? Berbicara tentang pengalaman berarti berbicara tentang manusia sebagai pelaku sebuah pengalaman keagamaan tersebut. Menurut Joachim Wach “pengalaman keagamaan adalah aspek batiniah dari saling hubungan antara manusia dan fikirannya dengan Tuhan” (Pujiastuti,2017:65). Sama juga halnya dengan pendapat Wilfred Cantwell yang mengatakan bahwa “kemajuan mempelajari agama akan diperoleh jika kita dapat mengesampingkan hakikat agama dan lebih fokus pada proses perkembangannya yang kontemporer” (Wach,1989:39). Pengalaman keagamaan adalah bentuk dari aktivitas manusia untuk menghadap Tuhannya.
Definisi Agama Dalam Sosiologi
Agama merupakan suatu keyakinan yang muncul dari diri setiap individu yang kemudian disepakati bersama sebagai suatu kepercayaan masyarakat. Keyakinan itu muncul karena manusia memerlukan tempat sandaran dalam menjalani segala aktifitas hidupnya. Karena selain merupakan makhluk sosial, manusia juga merupakan makhluk religi. Keyakinan di sini bukanlah semata-mata hanya meyakini tentang keberadaan Tuhan, tapi keyakinan terhadap segala sesuatu. Bahkan orang atheis juga mempunyai keyakinan meskipun tidak meyakini adanya Tuhan.