Salah satu fungsi agama adalah sebagai pedoman hidup bagi pemeluknya dalam menjalani kehidupan. Namun seiring proses modernisasi, agama, termasuk Islam, mengalami transformasi. Islam tidak hanya menjadi sebuah ‘agama’, tetapi mengalami komodifikasi. Komodifikasi Islam adalah proses di mana norma-norma dan nilai-nilai sakral keagamaan dikembangkan menjadi komoditas yang diproduksi, didistribuskan dan dikonsumsi melalui mekanisme ekonomi pasar.
Terdapat beberapa istilah untuk menyebut suatu masyarakat misal kategori sosial, golongan sosial, dan perkumpulan. Akan tetapi yang sering digunakan untuk menyebut masyarakat adalah manusia. Adapun menurut berbagai definisi, masyarakat adalah sekumpulan individu yang terdiri atas berbagai kelompok yang tinggal di suatu wilayah atau tempat, serta memiliki pedoman kehidupan berupa hukum, norma untuk ditaati. Kata “masyarakat” berasal dari bahasa arab yaitu “Syaraka” yang memiliki arti ikut dalam berpartisipasi. Jika dalam bahsa inggris diaebut society, yang artinya sekumpulan individu yang memiliki sistem dan terdapat komunikasi didalmnya.
Indonesia dikenal dengan keanekaragaman budayanya. Contohnya di daerah Sidoarjo, kabupaten yang terkenal dengan udang dan bandengnya ini memiliki tradisi tak kalah unik, yakni tradisi nyadran yang dilakukan pada bulan ruwat yakni bulan dalam perhitungan Jawa. Biasanya tradisi ini disebut dengan ruwah atau ruwatan yang bentuknya dapat berupa tradisi bersih desa atau hal lainnya. Namun di desa Balongdowo Sidoarjo, ruwatan ini dinamakan dengan tradisi nyadran yang mana nelayan Sidoarjo yang tergabung dalam nelayan “Sumber Rejeki” merupakan peserta di dalam tradisi nyadran ini.
"Dejokowisasi" merujuk pada suatu kondisi atau perasaan yang dirasakan oleh para pendukung Jokowi yang menganggap bahwa Jokowi saat ini telah berlawanan arus dengan Jokowi dulu yang mereka lihat lewat media. Kekecewaan dari para pendukung Jokowi mulai terlihat pasca di sahkannya UU Ketenagakerjaan tersebut, hal ini dirasakan oleh beberapa orang sebab ketidaksesuaian antara citra ideal Jokowi di Media Sosial dengan realitas kebijakan Jokowi saat ini.
Sebelum membahas Hyperrealitas, tentunya kita harus berkenalan terlebih dahulu kepada sang pencetus konsep ini. Yaitu Jean Baudrilliard, beliau merupakan filsuf kontemporer pada abad 20 yang pada 27 Juli 1929 di Reims, Perancis dan meninggal pada Usia 77 tahun tepatnya pada tanggal 06 Maret 2007. Dasar pikiran Baudrilliard ketika mencetuskan konsep Hyperrealitas karena ia merupakan seorang filosof yang menganut paham kritisisme sehingga ia beranggapan yang terjadi di era modern saat ini adalah lunturnya realitas atau kebenaran yang asli dan menghasilkan suatu kebenaran semu, ilusi kebenaran atau yang dalam hal ini disebut sebagai hiperreailtas oleh baudrilliard.
Belakangan ini, publik dunia maya digegerkan oleh tayangan video di saluran media sosial milik seorang musisi yang memiliki banyak pengikut. Video tersebut memperlihatkan wawancara antara si musisi dengan seorang yang mengklaim telah menemukan obat COVID-19. Buntutnya, si musisi beserta narasumber yang mengklaim dirinya dokter dan profesor itu di-upload … eh … dilaporkan ke pihak berwajib dengan tuduhan penyebaran hoax.
Sikap dan tindakan seseorang akan sangat dipengaruhi oleh proses belajar sosialnya di waktu kecil. Proses ini oleh Peter L. Berger disebut sebagai internalisasi. Sejak kecil anak yang terbiasa dengan bantuan tangan dari orang tua, terbiasa mendapatkan penjagaan yang begitu ketat dari orang tuanya atau yang dapat kita sebut dengan adanya pola asuh overprtectif, Maka disaat ada suatu masalah sang anak akan merasa tidak percaya diri dalam menghadapi masalah sendiri, ia cenderung akan melibatkan dan meminta tolong kepada orang tuanya.
Keberagamaan sebagian masyarakat kita kerap menjadi problem tersendiri di tengah upaya terus-menerus untuk menghentikan atau mengurangi laju penyebaran pandemi covid-19. Sebagian pemeluk agama bahkan meyakini bahwa virus covid-19 ini memilih-milih korban berdasar agamanya. Sebagian lain bersikap pasrah sepenuhnya pada kehendak Tuhan tanpa mengindahkan protokol kesehatan sebagai upaya preventif agar tidak ikut tertular.
Masyarakat kota dan desa sama sama memiliki asa untuk hidup tentram dan sejahtera, untuk mengupayakan kesejahteraan, di dalam kedua kelompok masyarakat tersebut terdapat takaran yang sedikit berbeda yaitu masyarakat kota condong merasa sejahtera jika ia memiliki harta benda yang dapat di gunakan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya serta memiliki banyak uang, demikian membuat mereka merasa ada serta dengan demikian pula mereka merasa cukup sejahtera.
Ketika mendengar kalimat perkotaan yang terlintas dalam benak dan pikiran kita adalah suatu tempat yang sangat maju dan modern dibandingkan pedesaan, namun apabila dilihat dari sisi sosial masyarakat di perkotaan lebih cenderung bersifat individualis ketimbang masyarakat pedesaan, tak jarang hal tersebutlah yang mengakibatkan angka kemiskinan di perkotaan lebih banyak daripada di pedesaan.
Tingginya arus urbanisasi yang dilakukan pada setiap tahunnya menyebabkan banyak area kumuh (slums) dan pemukiman liar (squatter) di perkotaan karena banyak yang menganggap bahwa kehidupan di kota lebih baik daripada di desa. Namun hal tersebut malah menjadikan perbedaan status sosial yang tinggi karena sering kali warga yang tinggal di area kumuh masuk dalam kategori masyarakat miskin kota.