Masyarakat Perkotaan dalam Pemikiran Emile Durkheim dan Karl Marx

Masyarakat merupakan suatu elemen yang penting dalam tatanan sosial. Menurut Emile Durkheim, masyarakat merupakan kenyataan objektif individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya. Sedangkan menurut karl marx masyarakat sebagai struktur yang terdapat ketegangan akibat pertentangan antar kelas sosial karena pembagian tugas atau nilai-nilai ekonomi yang tidak merata di dalamnya. Pada dasarnya masyarakat adalah satu kesatuan yang saling hidup Bersama di wilayah atau tempat yang sama dalam waktu yang lama. Namun seiring berkembangnya zaman terbentuklah masyarakat maju Masyarakat maju ini telah mengalami perkembangan dan kemajuan teknologi dan informasi. Sehingga mengalami perkembangan dan perubahan yang datang dalam kehidupan. Hubungan antar masyarakat didasarkan pada kepentingan pribadi dan kebutuhan masing-masing individu. Masyarakat perkotaan sering diidentikkan dengan masyarakat maju atau modern.

Masyarakat perkotaan merupakan community atau masyarakat setempat yang berada di suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai dengan derajat hubungan sosial tertentu. Pada dasarnya masyarakat setempat adalah lokalitas dan solidaritas masyarakat di suatu tempat. Masyarakat perkotaan juga merupakan masyarakat society. Masyarakat society merupakan masyarakat yang terbagi dalam berbagai kelas sosial berdasarkan kedudukan dalam masyarakat. Masyarakat society adalah hubungan sosial,tingkah laku maupun gaya hidup di dalam masyarakat golongan kelas atas atau disebut kaum elite,yang biasanya memiliki kedudukan kelas tinggi di masyarakat. Masyarakat perkotaan juga sering disebut dengan urban community. Pada masyarakat kota, memiliki karakteristik sebagai berikut :

  • Hubungan antar sesama hanya didasarkan pada pertimbangan kepentingan pribadi
  • Hubungan dengan masyarakat lain berlangsung terbuka dang saling memenagruhi
  • Berasumsi bahwa IPTEK memiliki kemanfaatan untuk meningkatkan kualitas hidupnya
  • Masyarakat kota terpisah atas dasar perbedaan profesi dan keahlian
  • Tingkat Pendidikan masyarakat relative lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat pedesaan
  • Aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat perkotaan lebih berorientasi pada aturan formal yang bersifat kompleks

Secara fisik masyarakat perkotaan kehidupannya ditandai dengan adanya Gedung-gedug besar dan tinggi,kemacetan,polusi ,pabrik,kesibukan masyarakat,tingginya persaingan.dsb. Tingkat kepadatan penduduk di kota juga lebih tinggi dibandingkan di pedesaan. Di daerah perkotaan tingkat diferensiasi sosialnya relative cukup tinggi. Hal ini dikarenakan perbedaan agama,adat istiadat ,Bahasa dan sosiokultiral. Masyarakat perkotaan banyak para pendatang dari berbagi daerah untuk mencari pekerjaan ataupun melanjutkan Pendidikan.

Tingkat solidaritas masyarakat perkotaan sangat berbeda dengan tingkat solidaritas di pedesaan. Berdasarkan teori solidaritas Emile Durkheim masyarakat perkotaan merupakan masyarkat dengan solidaritas organic. Solidaritas organic berkembang dan mengikat masyarakat yang kompleks. Solidaritas organic muncul karena pembagian kerja saling ketergantungan dan membutuhkan untuk memenuhi kebutuhan masing-masing. Masyarakat perkotaan memiliki kesadaran kolektif yang rendah. Serta sifat individualisme yang tinggi.  Dalam interaksi sosial pada masyarakat perkotaan lebih dikenal dengan sebutan gesselchaft atau masyarakat patembayan yang merupakan hubungan timbal balik dalam bentuk perjanjian tertentu yang orientasinya adalah keuntungan atau pamrih.

Masyarakat kota kebanyakan adalah para pendatang atau penduduk urbanisasi sehingga mereka bisa dikatakan tidak saling mengenal. Mereka hanya focus untuk memenuhi kebutuhan. Sehingga tingkat solidaritasnya sangat rendah. Hubungan antar masyarakat kota adalah hubungan sekunder. Mereka tidak saling mengenal serta pengenalan mereka antara individu satu dengan lainya terbatas pada bidang hidup tertentu. Hal ini dikarenakan tempat tinggal masyarakat kota saling terpencar.

 Masyarakat perkotaan lebih condong pada system ekonomi. Hal ini didefiniskan oleh Karl Marx. Karl Marx mengkategorikan masyarakat perkotaan menjadi dua yaitu masyarakat borjuis dan proletary. Masyarakat borjuis sering kali dikatakan sebagai masyarakat miskin,sedangkan masyarakat proletary adalah masyarakat yang kaya. Kedua masyarakat ini memiliki stratifikasi sosial yang berbeda. Masyarakat borjuis dan proletary merupkan  dua kelas utama dalam system kapitalisme. Masyarakat perkotaan lebih berorientasi pada ekonomi modern dan efisiensi. Industry dan jasa lebih berperan besar pada system ekonomi masyarakat perkotaan.

Kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat perkotaan memerlukan modal dan teknologi yang akan menghasilkan nilai tamabah yang tinggi,dibandingkan dengan tenaga kerja yang berharga murah. Ada keseimbangan antar modal manusia dengan modal fisik. Sector formal lebih dominan daripada sector informal. Dengan demikian organisasi dan manajemen menjadi wahana yang sanagat penting pada system ekonomi modern pada masyarakat perkotaan. Sehingga ada pemisahan antar pemilik dan pengelola aset dan kegiatan produksi.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan memiliki perbedaan yang signifikan. Terutama dalam tingkat solidaritas. Tingkat solidaritas di perkotaan cukup rendah. Menurut Emile Durkheim tingkat solidaritas masyarakat perkotaan disebut solidaritas organic. Hal tersebut bisa terjadi karena mayoritas masyarakat perkotaan tidak saling mengenal. Karena mayoritas masyarakat kota adalah pendatang. Masyarakat perkotaan juga lebih condong kedalam system ekonomi,di dalamnya terdapat dua kelas yang berbeda yaitu borjuis ( kaum miskin) dan proletary ( kaum kaya). Sehingga terdapat stratifikasi sosial

RUJUKAN

Dr. Adon Nasrullah Jamaludin,M.Ag. 2007.  Sosiologi Perkotaan: Memahami Masyarakat Kota dan Problematikanya.Bandung: CV Pustaka Setia.

Wahyu Nur Hidayanti
Penulis: Wahyu Nur Hidayanti
Tentang Saya
Mahasiswa S1 Sosiologi Agama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta asal Pacitan Jawa Timur
Tulisan Lainnya

DISCLAIMER

  1. Penulis bertanggung jawab penuh atas tulisan (termasuk gambar atau konten lain) yang dikirim dan dipublikasikan di Rumah Sosiologi, kecuali bagian-bagian yang dirubah atau ditambahkan oleh redaksi.
  2. Jika ada pihak yang keberatan dengan konten tulisan (baik berupa teks, gambar atau video) karena berbagai alasan (misalnya, pelanggaran hak cipta, pencemaran nama baik, atau hal lain yang melanggar hukum), silahkan menghubungi kami melalui email rumahsos.id[at]gmail[dot]com.
  3. Lebih lengkapnya, silahkan baca halaman DISCLAIMER

Tentang Kami

Rumah Sosiologi adalah komunitas independen tempat nongkrong para pecinta sosiologi seluruh Indonesia. Jangan lupa follow akun kami untuk mendapat update terbaru:

Ingin berkontribusi?

Hobby nulis? Punya info menarik soal jurnal, ebook, atau apapun yang berkaitan dengan sosiologi? Share donk di sini, daripada ditimbun, ntar basi :D. Baca CARA & PEDOMAN MENULIS.

Cari Artikel di Sini