Teori Solidaritas Emile Durkheim Pada Era Digital

Digital Solidarity - Dok. Pixy.orgDigital Solidarity - Dok. Pixy.orgBerangkat dari teori Durkheim mengenai The Division of Labour in Society, yang kemudian August Comte beragumen bahwa banyak dari peristiwa yang dapat disusut melalui pembagian kerja yang semakin bertambah (Ritzer, 2012: 144). Di dalam masyarakat yang lebih sederhana, orang melakukan hal yang pada dasarnya sama, seperti bertani dan mereka mempunyai pengalaman-pengalaman yang sama dan akibatnya mempunyai nilai-nilai bersama. Sebaliknya, di dalam masyarakat modern atau masyarakat di era digital ini, dimana setiap orang mempunyai pekerjaan yang berbeda, Ketika orang yang berbeda diberi berbagai tugas yang terspesialisasi, maka mereka tidak lagi memiliki pengalaman-pengalaman bersama. Durkheim (1893/1964:17) menegaskan bahwasanya layanan-layanan ekonomis ini dapat memberikan efek moral dan menciptakan perasaan solidaritas antara dua orang atau lebih. Dalam perspektif sosiologi, keakraban hubungan antara kelompok masyarakat tidak hanya dinilai sebagai alat untuk mencapai cita-cita, tetapi keakraban tersebut juga menjadi tujuan utama dari kehidupan kelompok masyarakat yang ada. Keadaan kelompok yang semakin kokoh menunjukkan bahwasanya telah terjadi solidaritas yang kokoh pula, yang mana ditandai dengan munculnya rasa saling memiliki dan emosional yang kuat antara individu satu dengan yang lain.

Salah satu komponen utama masyarakat yang menjadi perhatian Durkheim adalah bentuk solidaritasnya. Durkheim membagi dua bentuk solidaritas, yaitu solidaritas mekanik (mechanic solidarity) dan solidaritas organik (organic solidarity). Solidaritas mekanik didasarkan pada suatu kesadaran kolektif dan gambaran kolektif. Solidaritas mekanik dimaksudkan dalam suatu masyarakat yang bersatu berdasarkan kesadaran kolektif dimana menunjukkan pada totalitas kepercayaan dan sentiment-sentimen bersama yang rata-rata ada pada masyarakat yang sama yakni mempunyai tanggung jawab yang sama, pekerjaan yang sama, dan pengalaman yang sama. Sehingga kesadaran kolektif tersebut membentuk norma-norma yang dianut bersama pula. Dalam pola seperti itu  masyarakat menjadi suatu ikatan yang mengharuskan semua individu terlibat dalam kegiatan-kegiatan bersama. Sementara gambaran kolektif merupakan simbol-simbol yang mempunyai makna yang sama bagi semua anggota suatu kelompok dan memungkinkan mereka untuk merasa saling memiliki sebagai anggota-anggota kelompok. Menurut Durkheim solidaritas mekanik merupakan perasaan saling percaya antara para anggota dalam suatu kelompok atau komunitas. Jika seseorang percaya, maka akan menjadi satu yakni hubungan persaudaraan, menjadi saling menghormati, menjadi terdorong untuk bertanggung jawab, dsb. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa solidaritas dapat dimengerti sebagai adanya rasa saling percaya, memiliki cita-cita bersama, kesetiakawanan, dan memiliki rasa sepenanggungan di antara individu sebagai anggota kelompok. Secara institusional masyarakat-masyarakat sederhana terintegrasi secara ketat yakni tidak ada perbedaan yang mencolok antara aturan-aturan dan tuntutan-tuntutan kehidupan keluarga, keagamaan, politis, moral, dan legal.

Selain solidaritas mekanik, Durkheim menjelaskan juga mengenai solidaritas organik bahwasanya solidaritas tersebut muncul atas dasar pemunculan pembagian kerja yang bertambah besar. Karena pembagian kerja mulai berkembang sangat masif kemudian memunculkan kesadaran kolektif yang perlahan mulai terkikis yakni dimana setiap orang merasa dirinya semakin berbeda dalam kepercayaan, argument, dan juga gaya hidupnya. Solidaritas organik ada dan tumbuh karena didasarkan pada tingkat saling ketergantungan yang tinggi. Artinya adalah sifat tersebut akan semakin kompleks jika spesialisasi dalam pembagian kerja juga bertambah. Hal tersebut memungkinkan munculnya perbedaan-perbedaan di tingkat individu merombak kesadaran kolektif bersama yang pada gilirannya mentransfromasikan masyarakat menjadi semakin lebih tergantung pada orang lain. Dengan meningkatnya sifat saling ketergantungan, solidaritas organik berkembang dalam masyarakt-masyarakat kompleks yang mana terdapat setiap peran terspesialisasi penampilannya tergantung pada pembagian kerja. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwasanya solidaritas organik tidak dengan sendirinya menghancurkan kesadaran kolektif, melainkan hanya mengurangi arti pentingnya dalam pengaturan terperinci yang mana memberikan lebih banyak ruang untuk otonomi individu dan heterogenitas sosial. Sehingga disadari bahwasanya individualism meningkat dalam masyarakat-masyarakat organic dan hidup individualism akan mengganggu keseimbangan dalam masyarakat.

Dewasa ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang sangat masif  dan memang membawa dampak postif untuk masyarakat. Salah satunya adalah memudahkan komunikasi dan pekerjaan. Perkembangan teknologi informasi abad 21 telah memunculkan masyarakat pintar (smart society) dalam era digital ini yakni didefinisikan sebagai pengguna teknologi komputasi cerdas untuk mengintegrasikan komponen-komponen penting yang menunjang dalam kehidupan bermasyarakat. Kemudian masyarakat menjadi hidup di dalam apa yang disebut sebagai “global village”. Pada era digital ini mampu membawa individu mampu untuk berinteraksi dengan individu lainnya, kapan saja, dimana saja, seketika itu juga (Marshall McLuhan, 1962).

Dalam masa pandemi Covid-19 ini membawa dampak untuk semua orang di seluruh penjuru dunia. Semua orang merasakan kondisi sulit dalam kehidupan sehari-harinya. Alih-alih semua aktivitas harus dilakukan secara virtual dalam berbagai bidang yakni bidang sosial, bidang pendidikan, bidang ekonomi dan sebagainya. Masa pandemi Covid-19 telah mengubah solidaritas sosial menjadi solidaritas digital.  Sebelum terjadi musibah Covid-19 sebetulnya orang-orang juga sudah dikatakan sebagai masyarakat virtual. Namun demikian, dalam kondisi Covid-19 dan banyak negara menerapkan lockdown yakni dilarang berpergian dan tidak boleh beraktivitas diluar rumah. Hal itu mengakibatkan orang-orang lebih leluasa untuk mengakses internet dirumah, alih-alih setiap orang berbondong-bondong untuk pasang wifi dirumahnya. Kemudian adanya musibah ini juga mengakibat interaksi individu dengan yang lain tidak seleluasa seperti sebelumnya, semuanya sudah terdigitalisasi oleh aturan lockdown yang dikeluarkan oleh pemerintah. Banyak orang berinovasi melalui kanal youtube yakni membuat vlog, membuat tutorial, dan sebagainya.

Perkembangan teknologi membuat youtube jaya dan memberikan pengaruh yang besar bagi penggunanya. Data Google menunjukkan bahwasanya dari total 146 juta pengguna aktif internet, terdapat 50 juta aktif mengakses youtube per bulannya. 96% kelompok usia 13-24 tahun rata-rata menghabiskan waktunya 11 jam setiap minggunya untuk menonton video online melalui situs media sosial. Durasi waktu tersebut meningkat 155% pertumbuhan dari waktu menonton di tahun sebelumnya. Sementara, 75% trafiknya berasal dari seluler.  Banyak kawula muda yang beralih dari menonton TV kepada platform youtube. Temuan Nielsen pada tahun 2020 mendapati youtube sebagai platform video yang paling banyak digunakan masyarakat (narasitech, 2021). Pembuat iklan juga beralih ke kanal youtube. Migrasi penonton ke platform digital juga disebabkan tayangan youtube dianggap lebih menarik perhatian khalayak dan lebih bermanfaat yakni memproduksi tayangan yang membantu dalam mengembangkan kinerja pekerjaan. Youtube menjadi tempat creator menyiarkan konten hasil produksi yang dibuat secara sederhana. Pada akhirnya para selebritis juga ikut meramaikan platform youtube dengan produksi konten yang menarik. Youtube sekarang ini tidak hanya digunakan untuk kepentingan pribadi, melainkan juga dipergunakan dalam dunia pendidikan seperti akun youtube Matematika Spekta, Ruangguru bimbel online, dan sebagainya. Youtube telah mendorong sebuah peminatan untuk menulis sebuah cerita kehidupan dengan menggunakan video yang dikemas dengan apik. Sederhananya konten youtube diproduksi atas dasar motivasi yang berbeda-beda yakni diantaranya mengekspresikan pandangan atau opini, berbagi ilmu pengetahuan maupun pengalaman.

Para content creator saling berkolaborasi yang dilandasi atas rasa saling percaya dan cita-cita bersama yakni dapat mencapai viewers terbanyak dengan konten yang disukai oleh khalayak. Kemudian juga munculah saling support antar youtuber satu dengan youtuber lain yang menjadikan keakraban dan solidaritas itu sendiri. Dari penjelasan tersebut menggambarkan bahwasanya solidaritas mekanik sudah terbangun dari munculnya era digital ini yang ditandai dengan perkembangan teknologi yang masif dan semakin berkembang selama pandemi corona ini masih berlangsung. Indikator inovasi, kepentingan bersama, dan memiliki rasa saling percaya, memiliki cita-cita bersama, kesetiakawanan, dan memiliki rasa sepenanggungan di antara individu sebagai anggota kelompok. Hal tersebut menunjukkan kesadaran kolektif, rasa solidaritas, loyal kepada antar individu dalam sosial media. Namun demikian, jika hal tersebut semakin berkembang secara masif, mungkin akan mengangkibatkan solidaritas mekanik itu luntur dan terkikis. Manusia akan bertindak individualis  atau anti sosial yang mana kurang memperhatikan lingkungan sekitar.

Dari penjelasan diatas fenomena digital pada platform youtube ternyata juga masih relevan jika dikaji menggunakan teori solidaritas organik oleh Durkheim. Durkheim (Ritzer,144) mengungkapkan bahwa solidaritas organik adalah ditandai dengan meningkatnya sifat saling ketergantungan, solidaritas organik berkembang dalam masyarakat-masyarakat kompleks yang mana terdapat setiap peran terspesialisasi penampilannya tergantung pada pembagian kerja. Jika kita lihat dalam fenomena berkembangnya youtuber secara masif juga tidak lepas dari partisipasi individu-individu lainnya yang ikut andil sebagai support system didalamnya yakni diantaranya ada content creator, content writer, head creative and business, dan editor yang mempunyai tugas spesialisasi yang berbeda-beda pula. Kemudian youtuber atau contect creator ini juga harus bergabung dengan Youtube Partner Program (YPP) yang mana dilakukan untuk monetisasi yakni menggunakan tayangan video sebagai media iklan. Iklan di platform youtube juga memiliki sejumlah tarif dan jenis yang berbeda-beda. Hal tersebut menggambarkan bahwasanya kegiatan atau aktivitas dalam membangun platform youtube menunjukan suatu solidaritas organik dimana terlihat agency yang mengatur dan mengontrol supaya meningkatkan distribusi konten itu sendiri. Selain itu juga untuk meningkatkan kualitas dan nilai komersial konten mereka. Beberapa indikator tersebut menunjukkan kegiatan bisnis yang bersifat industrial dan adanya saling ketergantungan yang relatif tinggi antar individu satu dengan yang lain. Dengan pembagian kerja yang berbeda itu menunjukkan solidaritas organik tersebut makin berkembang secara kompleks seiring berjalannya waktu di era digital ini.

Ovy Novakarti
Penulis: Ovy Novakarti
Tentang Saya
Mahasiswa Pascasarjana Sosiologi Universitas Gadjah Mada
Tulisan Lainnya

DISCLAIMER

  1. Penulis bertanggung jawab penuh atas tulisan (termasuk gambar atau konten lain) yang dikirim dan dipublikasikan di Rumah Sosiologi, kecuali bagian-bagian yang dirubah atau ditambahkan oleh redaksi.
  2. Jika ada pihak yang keberatan dengan konten tulisan (baik berupa teks, gambar atau video) karena berbagai alasan (misalnya, pelanggaran hak cipta, pencemaran nama baik, atau hal lain yang melanggar hukum), silahkan menghubungi kami melalui email rumahsos.id[at]gmail[dot]com.
  3. Lebih lengkapnya, silahkan baca halaman DISCLAIMER

Tentang Kami

Rumah Sosiologi adalah komunitas independen tempat nongkrong para pecinta sosiologi seluruh Indonesia. Jangan lupa follow akun kami untuk mendapat update terbaru:

Ingin berkontribusi?

Hobby nulis? Punya info menarik soal jurnal, ebook, atau apapun yang berkaitan dengan sosiologi? Share donk di sini, daripada ditimbun, ntar basi :D. Baca CARA & PEDOMAN MENULIS.

Cari Artikel di Sini