Gerakan sosial dapat muncul akibat interaksi dari unsur-unsur yang ada pada fenomena sosial. Unsur yang dimaksud memiliki berbagai macam bentuk, seperti aksi sukarela, asosiasi sukarela, professionalized reform, kepentingan kelompok, kebijakan sosial negara, partai politik, perubahan sosial, media massa, discourse & ideology, opini public, perilaku kolektif dan aksi individu (Arya Seta mohammad, dkk, 2017).
Artinya, terjadinya sebuah fenomena gerakan sosial bukanlah proses yang terjadi secara spontanitas, akan tetapi ada beberapa faktor penyebab hal ini bisa terjadi. Secara umum gerakan sosial dimaknai sebagai sebuah gerakan yang lahir dari sekelompok individu untuk memperjuangkan kepentingan, aspirasi atau menuntut adanya perubahan yang ditujukan oleh sekelompok tertentu misalnya pemerintah atau penguasa dan gerakan sosial terbentuk dikarenakan hasil dari sikap kritis individu terhadap keadaan sosial di sekitarnya.
Giddens (dalam Putra, dkk,2006) menjelaskan konsep gerakan sosial sebagai suatu upaya kolektif untuk mengejar suatu kepentingan bersama, atau gerakan yang bertujuan untuk mencapai tujuan bersama melalui tindakan kolektif di luar lingkup lembaga-lembaga yang sudah ada. Artinya tindakan-tindakan kolektif ini dapat memberikan pengaruh secara langsung bagi individu-individu lainnya karena memberikan penafsiran atas situasi saat ini. Sebagai contoh kemunculan #Indonesiaterserah sebagai gerakan sosial para tenaga medis atas sikap masyarakat dan pemerintah yang kontraproduktif dalam upaya menanggulangi penyebaran mata rantai virus pandemic covid-19 di Indonesia. oleh karena itu, gerakan sosial selalu didahului dengan suatu kondisi ketidakpuasan, ketidakpastian baik dalam bentuk nilai-nilai, sistem atau menyangkut sebuah kebijakan yang memberikan dampak negatif di dalam masyarakat.
#lndonesiaterserah (temporal social movement).
Terbentuknya gerakan sosial dikarenakan tindakan kolektif individu yang mempengaruhi individu-individu lainya, sehingga memunculkan gerakan yang dilakukan secara bersama-sama akibat dari ketidakpuasan atas suatu kondisi di dalam masyarakat. Kemunculan gerakan sosial di situasi pandemic seperti ini, semakin bervariasi, salah satunya adalah #Indonesiaterserah. Media sosial secara tidak langsung menggerakkan beberapa pihak, baik itu individu maupun kelompok untuk melakukan gerakan sosial tersebut.
Gerakan sosial seperti itu dianggap sebagai gerakan sosial yang begitu mudah dilakukan karena sangat banyaknya pengguna media sosial di Indonesia dan tidak membutuhkan biaya yang besar. Sehingga para pelaku gerakan sosial ini memiliki anggota yang tidak terbentuk secara fisik dan memiliki latar belakang yang berbeda-beda baik individu maupun kelompok, akan tetapi cenderung memiliki rasa kecemasan yang sama yang dimiliki pengguna media sosial di Indonesia. Gerakan sosial semacam ini bisa saja digunakan untuk melakukan perubahan sosial, dalam hal ini terkait dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah terhadap penanganan pandemic yang kontraproduktif. Terlepas penggunaan #indonesiaterserah hanya untuk eksistensi setiap penggunanya saja.
Semakin menarik kemunculan #Indonesiaterserah sebagai gerakan sosial saat ini, cenderung menggambarkan suatu kondisi kekecewaan antara tenaga kesehatan, pemerintah dan masyarakat. Tapi tentunya melihat gerakan sosial semacam ini adalah gerakan yang bersifat pragmatis, dan gerakan sosial semacam ini adalah gerakan sosial yang bersifat temporal atau sementara, akan begitu mudah cepat hilang ketika berakhirnya suatu peristiwa yang melatarbelakangi gerakan ini terbentuk.
Trending #indonesiaterserah sebagai fenomena slactivisme.
Penggunaan tanda #Indonsiaterserah yang dilakukan oleh individu maupun kelompok tertentu, secara tidak langsung mempengaruhi individu lainya karena memberikan suatu ajakan, dukungan dan menggambarkan suatu kondisi tertentu, dengan harapan adanya perubahan nyata. Akan tetapi penggunaan tanda hastag dimedia sosial, tampaknya tidak lebih dari makna subjektif individu
Hal ini sangat menarik ketika #Indonesiaterserah menjadi trending di berbagai platform media sosial, dikarenakan kemudahan di dalam mengakses, memberikan dan juga menyebarluaskan suatu informasi kepada orang lain ataupun sesama pengguna media sosial. Selain itu, ada beberapa hal yang membuat gerakan sosial semacam ini menjadi sebuah trending di media sosial, di samping karena berangkat dari rasa kecemasan yang sama, juga karena kebiasaan like and share terhadap suatu informasi atau kondisi yang melatarbelakangi penggunaan tanda hastag tersebut.
Menurut Yu-Hao Lee dan Gary Hsieh (2013), slacktivism adalah suatu tindakan yang hanya membuat orang "merasa baik" tentang diri mereka sendiri. Dampak keikutsertaan dalam gerakan slacktivism semacam ini terhadap perubahan sosial yang sebenarnya tidak hanya terbatas, tetapi bahkan mungkin berbahaya bagi tindakan di masa depan karena hanya memuaskan motivasi orang untuk mengambil tindakan tetapi tidak benar-benar memiliki efek.
Artinya, respon individu dalam gerakan seperti ini tidak dapat dipastikan akan langsung memberikan kontribusi secara nyata, tetapi dengan ikut serta menggunakan tanda #Indonesiaterserah, individu merasa seakan-akan ikut terlibat di dalamnya. Menjadi menarik ketika tanda #indonesiaterserah tidak sebatas digunakan oleh tenaga medis saja, akan tetapi digunakan oleh pengguna media sosial lain yang memiliki latar belakang berbeda-beda.
Yu-Hao Lee dan Gary Hsieh (2013) melihat slacktivism sebagai suatu “aktivitas dengan biaya rendah dan resiko rendah yang dilakukan melalui media sosial dan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, membuat perubahan atau meningkatkan kepuasan orang-orang yang terlibat dalam aktivitas tersebut.
Beberapa contoh aktivitas yang termasuk dalam slacktivism adalah meng-klik “like” / “suka” untuk menunjukkan dukungan bagi suatu kelompok di facebook, menandatangani petisi online, meneruskan/membagikan surat dan video tentang suatu isu, serta mewarnai foto profil seseorang dengan tanda tertentu.
Oleh karena itu, slactivism memiliki pengaruh yang cukup besar untuk membentuk gerakan sosial di media sosial. Hal ini terjadi karena dua kemungkinan. Kemungkinan pertama adalah partisipasi individu dipengaruhi oleh keadaan sosial yang ada pada saat ini. Kemungkinan kedua adalah partisipasi individu dibentuk berdasarkan aktivitas like and share di dalam menggunakan tanda #Indonesiaterserah karena dengan menggunakan tanda hastag tersebut seakan-akan individu terlibat di dalam gerakan sosial tersebut tanpa tindakan yang nyata, selain juga guna memperkuat eksistensinya di media sosial.
Bahan Bacaan :
Yu-Hao Lee dan Gary Hsieh. April 2013. Does slacktivism hurt activism?: The effects of moral balancing and consistency in online activism. Journal of Michigan State University Communication Arts & Sciences, 1-10. DOI: 10.1145/2470654.2470770
Arya Seta mohammad, dkk. 30 desember 2017. Teori Gerakan Sosial dan Relasinya Terhadap Fenomena Sosial dalam Kajian Gerakan Sosial Politik. Fakultas ilmu sosial dan politik Universitas Airlangga.
Muzaqqi, Fahrul. 2017. Collective Behaviour and Social Movements: I. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Universitas Airlangga
Ritzer, Goerge . Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada , 2014.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
Martono, Nanang. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
DISCLAIMER
|