Penggunaan Platform Tiktok Persepektif Sosiologi Klasik

Platform TiktokPlatform TiktokTikTok adalah situs media sosial yang sedang meningkat di popularitas di Indonesia dan di seluruh dunia. Pada awal 2023, Indonesia memiliki 109,9 juta pengguna TikTok, menjadikan negara dengan pengguna terbanyak kedua di dunia. TikTok di Indonesia biasanya lebih aktif pada malam hari dan digunakan oleh semua generasi, termasuk orang dewasa.

TikTok saat ini digunakan sebagai : media untuk menghibur pengguna dengan video pendek yang kreatif dan menghibur, media untuk berbagi informasi dan pengetahuan seperti tutorial memasak, dan juga media untuk ekspresi diri dan menunjukkan kreativitas pengguna dalam membuat video.

Namun penggunaan TikTok juga menuai kontovesi. Beberapa kontroversi yang terjadi di TikTok adalah sebagai berikut:

  • Konten yang tidak pantas: TikTok telah dikecam karena konten yang diunggah oleh penggunanya dianggap tidak pantas, termasuk pornografi, kekerasan, dan pelecehan. Ini menimbulkan kekhawatiran tentang potensi dampak buruk platform ini pada anak-anak dan remaja.
  • Kebijakan Privasi: Kebijakan privasi TikTok yang kontroversial telah menyebabkan banyak kritik. Ada beberapa pengguna yang khawatir bahwa organisasi atau pihak ketiga dapat menyalahgunakan data pribadi mereka.
  • Konten politik: TikTok telah berkembang menjadi platform untuk mengungkapkan pendapat politik dan sosial, tetapi beberapa pengguna khawatir bahwa konten politik dapat menimbulkan konflik dan memperkuat polarisasi sosial.

TikTok dapat dilihat sebagai media yang meningkatkan ketidaksetaraan ekonomi dan sosial menurut Karl Marx. Marx sendiri dianggap sebagai salah satu tokoh sosiologi paling terkenal yang memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan pemikiran sosial dan politik di seluruh dunia. Salah satu teori yang dikemukakan oleh Marx adalah teori konflik yang mana membagi masyarakat menjadi dua kelas: kelas pemilik modal dan kelas pekerja. Kelas pemilik modal mengeksploitasi kelas pekerja dan memonopoli sumber daya dan kekuasaan dalam masyarakat.

Dalam kasus TikTok, ByteDance, perusahaan induk TikTok, adalah contoh kelas pemilik modal. TikTok memungkinkan pengguna untuk membuat dan membagikan video, tetapi mereka tidak dapat mengontrol algoritma yang menentukan bagaimana video dipromosikan dan ditampilkan kepada pengguna lain. Ini memungkinkan perusahaan untuk mengontrol perhatian pengguna dan menghasilkan keuntungan dari iklan.

TikTok juga memiliki kemampuan untuk meningkatkan ketidaksetaraan sosial di masyarakat. Dalam kasus TikTok, popularitas dan pengaruh diukur berdasarkan jumlah pengikut dan tampilan sebuah video. Orang yang memiliki banyak pengikut dan tampilan dianggap sebagai orang yang sukses dan berpengaruh, sementara orang yang memiliki sedikit pengikut dan tampilan dianggap sebagai orang yang tidak sukses dan tidak berpengaruh. Hal ini dapat menyebabkan ketidaksetaraan sosial di masyarakat di mana orang-orang yang memiliki akses ke sumber daya dan kekurangan memiliki lebih banyak pengikut daripada orang lain.

TikTok dapat dilihat sebagai media sosial yang meningkatkan ketidaksetaraan ekonomi dan sosial di masyarakat. TikTok dapat dianggap sebagai alat yang digunakan oleh kelas pemilik modal untuk memonopoli sumber daya dan kekuasaan masyarakat, menurut teori konflik Karl Marx. Akibatnya, orang yang menggunakan TikTok harus menyadari dampak sosial dan ekonomi dari penggunaan platform dan mempertimbangkan etika digital saat berinteraksi di media sosial.

Referensi :

Bahari, Yohanes. "Karl marx: sekelumit tentang hidup dan pemikirannya." Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora 1.1 (2010).

Databoks. (2023). Indonesia Sabet Posisi Kedua Sebagai Negara Pengguna TikTok Terbanyak di Dunia pada Awal 2023. Diakses pada 26 Juni 2023, dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/02/27/indonesia-sabet-posisi

GoodStats. (2023). Indonesia Jadi Negara Pengguna TikTok Terbanyak ke-2 di Dunia. Diakses pada 26 Juni 2023, dari https://goodstats.id/infographic/indonesia-jadi-negara-pengguna-tiktok-terbanyak-ke-2-di-dunia-P5Hi2

Kompas. (2022). Teori Negara Menurut Marx. Diakses pada 26 Juni 2023, dari https://nasional.kompas.com/read/2022/02/23/01450001/teori-negara-menurut-marx

Kompas. (2023). Indonesia Pengguna TikTok Terbesar Kedua di Dunia, Mengapa Aplikasi Ini Begitu Digemari? Diakses pada 26 Juni 2023, dari https://www.kompas.com/tren/read/2023/01/19/200000065/indonesia-pengguna-tiktok-terbesar-kedua-di-dunia-mengapa-aplikasi-ini?page=all

Kompasiana. (2022). Mengenal Para Tokoh Sosiologi Klasik dan pemikirannya ( Karl Max, Emile Durkheim ) . Diakses pada 26 Juni 2023, dari https://nasional.kompas.com/read/2022/02/23/01450001/teori-negara-menurut-marx

Naily Saniyah
Penulis: Naily Saniyah
Tentang Saya
Mahasiswi prodi Sosiologi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA)

DISCLAIMER

  1. Penulis bertanggung jawab penuh atas tulisan (termasuk gambar atau konten lain) yang dikirim dan dipublikasikan di Rumah Sosiologi, kecuali bagian-bagian yang dirubah atau ditambahkan oleh redaksi.
  2. Jika ada pihak yang keberatan dengan konten tulisan (baik berupa teks, gambar atau video) karena berbagai alasan (misalnya, pelanggaran hak cipta, pencemaran nama baik, atau hal lain yang melanggar hukum), silahkan menghubungi kami melalui email rumahsos.id[at]gmail[dot]com.
  3. Lebih lengkapnya, silahkan baca halaman DISCLAIMER

Tentang Kami

Rumah Sosiologi adalah komunitas independen tempat nongkrong para pecinta sosiologi seluruh Indonesia. Jangan lupa follow akun kami untuk mendapat update terbaru:

Ingin berkontribusi?

Hobby nulis? Punya info menarik soal jurnal, ebook, atau apapun yang berkaitan dengan sosiologi? Share donk di sini, daripada ditimbun, ntar basi :D. Baca CARA & PEDOMAN MENULIS.

Cari Artikel di Sini