Antropologi Simbol dalam Serial Animasi Anak Nussa

 

Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang – orang eropa yang melihat ciri – ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di eropa. Secara etimologis, Ilmu Antropologi berasal dari kata Yunani Anthropos yang berarti “manusia” atau “orang”, dan logos yang berarti “wacana” dalam pengertian “bernalar “, “berakal”. Ilmu Antropologi berarti ilmu yang mempelajari manusia. Sehingga dapat diartikan antropologi adalah studi tentang sejarah evolusi manusia, perilaku, berkomukiasi dan bersosialisasi satu sama lain. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.

Menurut Koentjaraningrat, “Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik, masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan”.

Menurut Thomas Hylland Erikso, “Antropologi adalah ilmu yang mengkaji manusia baik dari budaya, masyarakat dan kemanusiaan melaui studi yang mendetail atas masyarakat lokal. Antropologi berusaha menguak segala kekayaan dan kompleksitas kehidupan masyarakat secara mendetail”. 

Dalam ruang lingkup ilmu antropologi, Antropologi adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi budaya, perilaku, keanekaragaman dan lain sebagainya. Objek kajian antropologi adalah manusia di dalam masyarakat suku bangsa, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri.

Antropologi agama atau antropologi religi  adalah cabang dari studi antropologi  yang mempelajari manusia, budaya, dan agama dalam kaitannya dengan bagaimana manusia menafsirkan makna agama dan menjalankan kehidupan keagamaannya dalam keseharian.[1] Cabang ilmu Antropologi Agama ini diyakini oleh banyak pakar sebagai salah satu alat studi yang akurat dalam melihat reaksi antara agama, budaya dan lingkungan sekitar sebuah masyarakat. [2] 

Pendekatan Antropologi Agama

Pendekatan yang digunakan oleh para ahli antropolog dalam meneliti wacana keagamaan adalah pendekatan kebudayaan, yaitu melihat agama sebagai inti kebudayaan. [3] Kajian antropolog yang bernama Geertz mengenai agama abangan, santri, dan priyai adalah kajian mengenai variasi – variasi keyakinan  agama dalam kehidupan kebudayaan masyarakat jawa sesuai dengan konteks lingkungan hidup dan kebudayaan masing – masing.[4]

Paradigma yang Lahir Dalam Bidang Antropologi Agama.

Menurut Clifford Geertz, tokoh antropolog dari Amerika Serikat yang mendalami kajian tentang islam dan masyarakat muslim. Sebagian menyebut  paradigma Geertz ini sebagai symbolic anthropology (antropologi symbol). Menurutnya, “Agama adalah sesuatu yang ril. Agama adalah pandangan hidup dan etos yang memiliki pengaruh positif dalam kehidupan manusia.”

Clifford Geertz, mendefinisikan agama sebagai berikut :

Agama adalah system symbol yang menciptakan suasana hati dan motivasi yang kuat, meresap, dan tahan lama pada manusia. Hal tersebut dilakukan dengan menciptakan konsepsi tentang tatanan umum tentang kehidupan dan menyelimuti konsepsi tersebut dengan aura fakualitas sehingga seolah – olah suasana hati dan motivasi tersebut bersifat nyata.

Definisi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

Bagi Geertz, Agama adalah tentang bagaimana symbol mempengaruhi cara berfikir dan bertindak manusia. Beliau juga menjelaskan tentang apa yang ia maksud sebagai symbol. Symbol adalah “apa saja yang bisa melahirkan dan menciptakan makna dan konsep (symbol is a bearer of meaning and conception)”.

Simbol bisa berbentuk objek fisik (seperti ka’bah, kubah masjid, kitab suci Al – Qur’an dan sebagainya), tindakan (seperti berdiri, berbicara, berkedip bahkan diam), peristiwa (seperti hijrah Nabi Muhammad SAW) dan hubungan (seperti nabi dengan umat nya, orang tua dengan anak nya).

Simbol berperan menyampaikan pesan kepada manusia. Selain itu, simbol juga dapat mempengaruhi dan membentuk perilaku manusia. Simbol keagamaan melahirkan perasaan, kecenderungan, kebiasaan, pemikiran, pandangan dunia, dan etos keagamaan. Singkatnya, simbol menciptakan makna.

Geertz menyebutkan contoh dalam agama islam yaitu melaksanakan ibadah shalat. Bagi umat islam, shalat diyakini dapat mendatangkan ketenangan dan mencegah perilaku negative manusia, baik pada dirinya, orang lain maupun kepada alam. Geertz berpendapat bahwa, system simbol tersebut maksudnya agama ada dan lahir untuk menjawab kebutuhan manusia terkait dengan makna kehidupan. Ia menciptakan pandangan tentang tatanan keberadaan . dengan kata lain, agama memberi kosmologi dan filsafat kehidupan pada manusia.  

Pandangan Geertz tentang peran positif agama ini tampaknya beranjak dari satu asumsi dasar bahwa kehidupan manusia pada dasarnya dipenuhi ketidak teraturan, sifat jahiliyah, kezaliman. Agama yang menjawab problem tersebut dengan menciptakan pandangan mengenai adanya keteraturan. Agama memberikan makna atas peristiwa apapun  yang terjadi di dunia. Contoh sakit adalah peristiwa biasa bagi orang yang tidak beragama, akan tetapi sakit memiliki makna tertentu yang dianggap berasal dari tuhan, seperti bagi umat muslim, sakit sebagai cara Allah menghapus dosa hamba Nya.

Anak anak adalah generasi penerus bangsa. Apa yang mereka tonton haruslah mendidik. Seperti yang kita tahu tontonan serial anak yang tersebar di dunia maya saat ini bisa dikatakan jauh lebih banyak mudharatnya daripada manfaat dan hanya sekedar menghibur penonton dan tidak ada manfaatnya nya bagi anak anak, apalagi mengenai nilai-nilai ajaran agama Islam.

Sejarah Terbentuknya Serial Animasi Nussa.

Ide lahirnya animasi Nussa menurut Sagita Ajeng Daniari, Corporate Secretary The Little Giantz terisnpirasi dari beberapa teman – teman yang mengungkapkan bahwa belum banyak tayangan edukasi di era digital. Karena itulah pihak The Little Giantz membuat animasi edukasi dan mengajak animator serta pihak 4 stripr Production sebagai marketing yang saling bekerja sama mengembangkan untuk serial dan film animasi Nussa. 

Mendapatkan data melalui channel youtube Nussa Official. Film animasi Nussa merupakan tayangan yang mengangkat tema bernuansa islami yang tersedia di media youtube dan televisi. Tayangan ini memberikan edukasi dan pemahaman tentang Islam terutama pada anak-anak. Ketika anak masih kecil adalah masa pembentukan karakter anak. Maka dari itu hal yang di lihat anak harus memiliki dampak yang positif, baik bagi diri nya, dan bagi agama nya. Hal tersebut yang menjadi sangat dibutuhkan dan menjadi penting karena dapat membentuk kepribadian seorang anak sejak dini. 

Karakter Pada Serial Animasi Nussa Perwujudan Dari Simbol Agama Islam

Film animasi Nussa dan Rarra sangat kental akan nilai-nilai ajaran agama islam, agar dapat dicontoh bagi siapapun yang menontonnya, terutama bagi anak-anak. Digambarkan dengan 2 karakter tokoh yang super lucu yaitu Nussa dan Rarra. Mereka merupakan kakak beradik, Nussa berusia 9 tahun yang merupakan tokoh utama sedangkan Rarra merupakan adik dari Nussa yang berusia 5 tahun, karakter Rarra yang lucu, yang selalu berpenampilan tertutup dengan memakai hijab dan juga gamisnya yang panjang, serta Nussa yang memiliki karakter selalu memakai kopiah berwarna putih dan tentunya memakai gamis khusus laki-laki. Secara tidak langsung karakter yang di tampilkan oleh serial animasi anak Nussa dan Rarra merupakan perwujudan simbol agama Islam. Dengan menggunakan simbol - simbol tersebut memudahkan penonton mengetahui dengan jelas dan pasti bahwa serial animasi anak Nussa dan Rarra adalah sebuah serial animasi Islam.

Tokoh Umma dan Abah sebagai karakter orang tua dari Nussa dan Rarra, umma merupakan karakter yang selalu membimbing dan memberikan pengajaran yang baik pada Nussa dan Rarra berdasarkan syariat ajaran Islam. sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadits bahwa “Al-ummu madrasatul ula, iza a'dadtaha a'dadta sya'ban thayyibal a'raq.”Ibu adalah sekolah utama, bila engkau mempersiapkannya, maka engkau telah mempersiapkan generasi terbaik. Demikian bunyi hadist. Dalam konteks inilah Rasulullaah menyerukan kepada keluarga khususnya para Ibu untuk menjadi sekolah bagi anak-anaknya. Dimana ibulah sebagai sosok pertama yang akan menanamkan norma – norma kebaikan sekaligus menjadi teladan dalam bersikap. Ibu merupakan seorang figur yang akan menjadi contoh bagi anak – anaknya.

Dalam film tersebut selalu menghadirkan tayangan mengenai  kebiasaan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan berdasarkan ajaran agama islam dengan penyampain dari karakter yang sangat mudah untuk dipahami dan dimengerti. Berdasarkan pakaian yang dikenakan para karakter tokoh dalam film animasi Nussa dan Rarra yang sudah dipaparkan sebelumnya, merupakan perwujudan simbol-simbol dari agama yang dianutnya, yaitu agama Islam sebagai agama yang Rahmatan Lil Alamin yang berarti Rahmat bagi seluruh alam semesta.

Leslie White  mengemukakan bahwa manusia sebagai spesies yang mampu menggunakan simbol, menunjuk pentingnya konteks dalam makna simbol. Makna mengacu kepada pola-pola interpretasi dan perspektif yang dimiliki bersama yang berupa simbol-simbol, yang dengan simbol-simbol tersebut, manusia mengembangkan dan mengomunikasikan pengetahuan mereka mengenai dan bersikap terhadap kehidupan.

Sedangkan menurut Clifford Geertz, agama adalah sebuah sistem simbol, yakni segala sesuatu yang memberikan penganutnya ide-ide. Sebagaimana kebudayaan yang bersifat publik, simbol-simbol dalam agama juga bersifat publik dan bukan murni bersifat privasi. Seperti dikatakannya: “Agama adalah suatu sistem simbol yang bertindak untuk memantapkan perasaan-perasaan (moods) dan motivasi-motivasi secara kuat, menyeluruh, dan bertahan lama pada diri manusia, dengan cara memformulasikan konsepsi-konsepsi mengenai hukum/keteraturan (order), dan menyelimuti konsepsi-konsepsi tersebut dengan suatu aturan tertentu yang mencerminkan kenyataan, sehingga perasaan-perasaan dan motivasi motivasi tersebut, nampaknya secara tersendiri (unik) adalah nyata ada yang kerenanya menyebabkan penganutnya melakukan sesuatu (misalnya ritual).”

Dari uraian tersebut, jelas bagaimana kedudukan simbol dalam agama (religi), yaitu sebagai alat atau perbuatan untuk melakukan upacara keagamaan (religius). Kedudukan simbol dan tindakan simbolis dalam religi merupakan penghubung antara komunikasi human-kosmis dan komunikasi religius lahir batin.

Simbol merupakan unsur penting karena agama adalah media hubungan dengan suprabeing yang membutuhkan usaha manusia setinggi tingginya. Seperti definisi agama yang dicetuskan oleh Max Muller yang mengatakan usaha untuk memahami apa apa yang tak dapat dipahami dan untuk mengungkapkan apa yang tak dapat diungkapkan, sebuah keinginan kepada sesuatu yang tidak terbatas.

Sebagaimana  cara pandang tentang simbol dalam ilmu antropologi yang dicetuskan oleh Clifford Geertz diatas bahwa “simbol merupakan segala hal yang dapat menciptakan dan melahirkan konsep serta makna di baliknya”, hal tersebut pakaian yang digunakan di dalam serial animasi Nussa dan Rarra melahirkan konsep ajaran dari agama Islam itu sendiri, yang mana memerintahkan penganutnya untuk berpakaian yang baik, sopan dan menutup aurat.

Ka'bah juga dapat dikatakan sebagai simbol

Selain pakaian, objek fisik seperti Ka'bah. Ka'bah juga dapat dikatakan sebagai simbol, hal itu seperti yang di kemukakan oleh Geertz bahwa “Simbol bisa berbentuk objek fisik seperti ka’bah”,  terlihat dalam salah satu episode Nussa, https://youtu.be/E8_PJz2k3Ds

Dalam episode tersebut, tokoh Ummah menjelaskan kepada Rarra dan Nussa tentang Ka'bah. Dimana ka'bah adalah arah kiblat bagi umat Islam ketika melakukan ibadah shalat 5 waktu. Ka’bah menjadi benda sakral dan menjadi simbol bagi agama islam, umat islam melaksanakan ibadah shalat mengarah pada kiblat, di mana kak’bah menjadi kiblat umat islam. Q.S Al – Baqarah : 144. Ka'bah berada di Makkah. Dan Nabi Ibrahim AS lah yang meninggikan dasar dasar Ka'bah bersama Nabi Ismail. Yang bentuk nya agak melingkar seperti pagar ini disebut hijir Ismail, sementara ini disebut sebagai maqam Ibrahim, maqam Ibrahim adalah bekas pijakan kaki beliau. Allah perintahkan dalam Q.S Al - Baqarah ayat 125 " Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat shalat". Di Ka'bah selain menjadikan arah kiblat untuk shalat kita bisa melakukan tawaf, mengelilingi Ka'bah sebanyak 7× ini dilakukan dalam ibadah haji maupun ibadah umroh, arah nya berlawanan dengan arah jarum jam, batu hajar Aswad diletakkan di bagian Ka'bah oleh Nabi Ibrahim. Dalam HR. Tirmidzi "Rasulullah bersabda: bahwa batu hajar Aswad berasal dari surga, awalnya berwarna putih dan kini berubah menjadi berwarna hitam dikarenakan dosa manusia". Dan juga ummah mengajarkan doa ketika akan minum air zam zam "Allahumma inni as-aluka i'lman naafi'an, wa rizqan waasi'an, wasyifaa-an min kulli daa-in, wa saqamin birahmatika yaa arhamarraahimiin". Melakukan doa lalu minum air zam zam maka doa tersebut akan terkabul / mustajab.

Dalam video tersebut, tokoh ummah dan Syifa tidak hanya memberikan pengajaran kepada Nussa dan Rarra tetapi juga kepada penontonnya tentang mengenal ka'bah, hal tersebut sering kali di abaikan padahal hal itu termasuk cara kita mengenal agama ALLAH yaitu agama Islam. Sebagaimana Ka'bah menjadi arah kiblat bagi umat islam ketika melakukan ibadah shalat.

Dalam cuplikan video terakhir nya berisi pesan moral bagi penonton yaitu kenalilah rumah ibadah mu, agar Allah SWT senantiasa memberkahi dan memberi mu petunjuk.

Pengaruh Serial Nussa terhadap Dunia Hiburan Anak Indonesia

Kehadiran serial animasi Nussa sebenarnya membawa warna baru untuk dunia hiburan anak Indonesia. Karakter dan alur cerita yang disajikan dalam serial Nussa dapat menjadi tuntunan untuk anak yang menontonnya.  Serial animasi Nussa mengusung tema islami yang mudah di pahami anak. Tak bisa dipungkiri, Nussa adalah salah satu dari hanya segelintir tayangan ramah anak dan edukatif di Indonesia.

Film animasi Nussa ini menarik dan berbeda dari film animasi lainnya dimana film animasi anak Nussa dan Rarra ini memiliki konsep nuansa islami yang sangat kental sekali karena jika dibandingkan dengan film animasi lainnya terkhusus untuk tontonan anak-anak, film ini selalu memberikan hal-hal positif tentang ajaran agama islam,

Pengaruh Serial Nussa terhadap Penontonya

Sementara jika dibandingkan film animasi lainnya seperti, Upin Ipin, film animasi tersebut juga menyelipkan nilai-nilai ajaran islam, seperti ketika bulan ramadhan tiba animasi Upin Ipin mengajarkan anak / penonton untuk belajar membaca huruf Hijaiyah, doa ketika berbuka puasa, melakukan ibadah shalat terawih ketika di bulan Ramadhan namun tidak sekental seperti film animasi Nussa yang menceritakan dalam kehidupan sehari hari yang pastinya dilakukan setiap hari dengan berlandaskan Al Qur'an dan Sunnah Nabi. Film animasi Nussa dan Rarra apabila diterapkan oleh anak anak dalam kehidupan sehari-hari maka dapat menumbuhkan sikap akhlakul karimah pada usia anak-anak sejak dini dan nantinya dapat melahirkan generasi yang berakhlakul Karimah berdasarkan Al Qur'an dan Sunnah karena terikat/ berlandaskan pada aturan-aturan dalam ajaran agama Islam itu sendiri.

Terlepas dari penilaian mengenai film Nussa dan Rarra ini dengan mengambil nuansa islami yang sangat kental dan terbilang sangat memiliki pengaruh yang positif dalam film animasi anak anak di Indonesia namun film animasi tersebut jauh lebih baik untuk ditonton tidak hanya untuk anak anak tetapi juga bagi orang dewasa karena bersifat edukatif, inspiratif sekaligus entertaining.

Sisi edukatif dalam film ini tentu saja di setiap episode - episodenya menyelipkan ajaran agama Islam seperti memberikan pengajaran tentang nilai-nilai ajaran islam berdasarkan ayat suci Al-Qur'an dan Sunnah - Sunnah Nabi dengan mengharapkan penontonnya khusus nya anak-anak agar dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Sisi inspiratif dalam film ini ialah terkait dengan bagaimana penerimaan diri orang tua Nussa terhadap kondisi fisiknya, yang mana tokoh Nussa digambarkan sebagai Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) serta bagaimana dukungan sosial yang didapatkan keluarga mereka yang tentunya tidaklah mudah didapatkan. Selain itu, dari sisi entertaining nya karakter tokoh yang dibawakan sangat lucu selain itu tokoh Rarra memiliki suara yang sangat sanggat menggemaskan tentu saja membuat anak-anak menjadi sangat tertarik untuk menonton nya.

Penutup

Antropologi agama adalah cabang dari studi antropologi. Agama sebagai system kebudayaan artinya simbol / tindakan simbolik yang mampu menciptakan perasaan dan motivasi yang kuat, mudah menyebar dan tidak mudah hilang dalam diri seseorang dengan cara membentuk konsepsi tentang sebuah tatanan umum eksistensi dan melekatkan konsepsi ini kepada pancaran – pancaran factual dan pada akhirnya perasaan dan motivasi  itu akan terlihat sebagai suatu realitas yang unik. Simbol adalah tanda sakral dalam kehidupan keagamaaan. Simbol terdiri dari system, model dan bentuk yang berhubungan dengan manusia sesuai dengan kebutuhannya. Simbol adalah ciri khas agama , karena simbol lahir dari sebuah kepercayaan, dari berbagai ritual dan etika agama. Simbol dimaknai sebagai sebuah tanda yang dibudayakan dalam berbagai bentuknya sesuai dengan kultur dan kepercayaan masing – masing agama. Kultur ini kemudian melahirkan sebuah system dan struktur simbol yang dapat membentuk manusia menjadi homo simbolicus dalam pola religiusnya.

Pendekatan yang digunakan oleh para ahli antropolog dalam meneliti wacana keagamaan adalah pendekatan kebudayaan, yaitu melihat agama sebagai inti kebudayaan.

Sejarah terbentuknya serial anak Nussa, Corporate Secretary The Little Giantz terisnpirasi dari beberapa teman yang mengungkapkan bahwa belum banyak tayangan edukasi di era digital. Serial animasi Nussa mengusung tema islami yang mudah di pahami anak. Serial Nussa adalah salah satu dari hanya segelintir tayangan ramah anak dan edukatif di Indonesia.

Secara tidak langsung karakter yang di tampilkan oleh serial animasi anak Nussa dan Rarra merupakan perwujudan simbol agama Islam. Dengan menggunakan simbol - simbol tersebut memudahkan penonton mengetahui dengan jelas dan pasti bahwa serial animasi anak Nussa dan Rarra adalah sebuah serial animasi Islam. Agama tidak hanya sebagai sistem simbol komunikasi dengan Allah tetapi juga sebagai sistem simbol komunikasi dengan manusia.

Ka'bah juga dapat dikatakan sebagai simbol, Ka’bah menjadi benda sakral dan menjadi simbol bagi agama islam. Hal itu seperti yang di kemukakan oleh Geertz bahwa “Simbol bisa berbentuk objek fisik seperti ka’bah”.Simbol bisa berbentuk objek fisik seperti ka’bah. Ka’bah menjadi benda sakral dan menjadi simbol bagi agama islam, umat islam melaksanakan ibadah shalat mengarah pada kiblat, di mana kak’bah menjadi kiblat umat islam. Q.S Al – Baqarah : 144.

Kehadiran serial animasi Nussa sebenarnya membawa warna baru untuk dunia hiburan anak Indonesia. Karakter dan alur cerita yang disajikan dalam serial Nussa dapat menjadi tuntunan untuk anak yang menontonnya.

Film animasi Nussa dan Rarra apabila diterapkan oleh anak anak dalam kehidupan sehari-hari maka dapat menumbuhkan sikap akhlakul karimah pada usia anak-anak sejak dini dan nantinya dapat melahirkan generasi yang berakhlakul Karimah berdasarkan Al Qur'an dan Sunnah karena terikat/ berlandaskan pada aturan-aturan dalam ajaran agama Islam itu sendiri.

Catatan Kaki

[1] Drs. Yusron Razak, M.A. & Ervan Nurtawab, M.A. Antropologi Agama. (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dan UIN Jakarta Press, 2007), 1-20.

[2] Drs. Yusron Razak, M.A. & Ervan Nurtawab, M.A. Antropologi Agama. (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dan UIN Jakarta Press, 2007), 1-20.

[3] Drs. U. Maman dkk. Metodologi Penelitian Agama: Teori dan Praktik (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2006), 94.

[4] Drs. U. Maman dkk. Metodologi Penelitian Agama: Teori dan Praktik (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2006), 94.

Daftar Pustaka

M.A, Drs, Yusron Razak., & Ervan Nurtawab, M.A. Antropologi Agama. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dan UIN Jakarta Press, 2007.

Maman dkk. Drs. U, Metodologi Penelitian Agama: Teori dan Praktik. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2006.

https://bincangsyariah.com/khazanah/film-animasi-nussa-dan-rara-sejarah-kontroversi-hingga-dukungan-publik/. Diakses pada 3 Desember 2022, pukul 13.08 WIB

https://ibtimes.id/antropologi-agama-pandangan-clifford-geertz/.

Diakses pada 3 Desember, pukul 14.17WIB

https://mahasiswa.ung.ac.id/291413027/home/2014/6/9/antropologi-dalam-ilmu-komunikasi.html Diakses pada 3 Desember, pukul  15.58 WIB

https://www.google.com/search?=agama+sebagai+system+kebudayaan+artinya+simbol+atau+tindakan+simbolik+yang+mampu+menciptakan++perasaan+dan+motivasi+yang+kuat&hl=in_ID&pli=1 Diakses pada 3 Desember, pukul 14.00 WIB

 

Dinda Divanda
Penulis: Dinda Divanda
Tentang Saya
Mahasiswi Prodi Sosiologi UIN Sunan Ampel Surabaya. Email: Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Tulisan Lainnya

DISCLAIMER

  1. Penulis bertanggung jawab penuh atas tulisan (termasuk gambar atau konten lain) yang dikirim dan dipublikasikan di Rumah Sosiologi, kecuali bagian-bagian yang dirubah atau ditambahkan oleh redaksi.
  2. Jika ada pihak yang keberatan dengan konten tulisan (baik berupa teks, gambar atau video) karena berbagai alasan (misalnya, pelanggaran hak cipta, pencemaran nama baik, atau hal lain yang melanggar hukum), silahkan menghubungi kami melalui email rumahsos.id[at]gmail[dot]com.
  3. Lebih lengkapnya, silahkan baca halaman DISCLAIMER

Tentang Kami

Rumah Sosiologi adalah komunitas independen tempat nongkrong para pecinta sosiologi seluruh Indonesia. Jangan lupa follow akun kami untuk mendapat update terbaru:

Ingin berkontribusi?

Hobby nulis? Punya info menarik soal jurnal, ebook, atau apapun yang berkaitan dengan sosiologi? Share donk di sini, daripada ditimbun, ntar basi :D. Baca CARA & PEDOMAN MENULIS.

Cari Artikel di Sini