Pengaruh Media Sosial Terhadap Pola Perilaku Remaja di Era Digital 4.0

Di era digital 4.0 saat ini, teknologi dan internet semakin canggih dan maju serta membawa berbagai dampak positif maupun negatif khususnya bagi remaja generasi Z. Adanya era digital 4.0, media sosial semakin dibutuhkan untuk berbagai macam kegiatan, seperti pendidikan, sosialisasi, bisnis dan entertainment. Media sosial merupakan platform yang di mana mereka bisa dengan mudah dalam mendapatkan informasi, berinteraksi secara virtual dan menciptakan hal-hal baru. Media sosial mendukung sebuah interaksi sosial yang di mana sebelumnya dilakukan secara langsung dan kini bisa di rubah dengan komunikasi secara virtual. Menurut Chris Borgan, Media sosial merupakan alat komunikasi yang menjadi salah satu jenis interaksi yang sebelumnya belum tersedia bagi kaum awam.

Di era digital 4.0, Media sosial semakin dibutuhkan untuk berbagai macam kegiatan, seperti pendidikan, sosialisasi, bisnis dan entertainment. Media sosial tidak sepenuhnya memiliki pengaruh  buruk bagi remaja, karena dengan adanya media sosial, mereka dapat mencari passion atau jati diri mereka dengan mencoba hal-hal baru yang ada di dalam media sosial, seperti menjadi konten creator dan menjadi pembisnis jual beli barang secara online. Tetapi di masa peralihan kanak-kanak ke remaja, seharusnya mereka mencari jati diri nya dengan bergaul bersama teman-teman mereka. Remaja saat ini sering membiarkan dunia media sosial membentuk cara mereka memandang diri mereka sendiri. Pencarian identitas remaja di media sosial adalah bagian darinya. Identitas remaja akan diperkuat dan didukung oleh respon positif dari netizen. Dan, sebaliknya mereka juga mendapatkan reaksi negatif dari netizen yang dapat membuat mereka bingung akan identitas diri nya.

Adapun pola perilaku remaja di era digital 4.0 saat ini ditunjukkan dengan memposting atau mengunggah tentang berbagai aktivitas sehari-hari mereka, yang tampaknya mencerminkan upaya mereka untuk mempertahankan gaya hidup modern. Namun, postingan media sosial mereka tidak mencerminkan kehidupan sosial mereka yang sebenarnya. Ketika para remaja mengunggah foto-foto kehidupan mereka yang penuh kesenangan, kesepian jarang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka. Ruang interaksi dunia maya merupakan salah satu dari sekian banyak hal yang diciptakan oleh manusia sebagai pelaku kreatif. Setiap orang memiliki kemampuan untuk menghadirkan versi dirinya yang berbeda saat berinteraksi dengan dunia virtual dan fisik.

Tinjauan Pustaka

  • Pengertian Media Sosial

Media sosial adalah platform internet yang memungkinkan orang untuk berkontribusi, berbagi, dan membuat informasi dengan mudah. Menurut Anthony Mayfield (2008), Media sosial adalah media yang mudah digunakan untuk berpartisipasi, berbagi, dan membuat peran, khususnya blog, jejaring sosial, wiki/ensiklopedia online, forum virtual, dan dunia virtual (dengan avatar/karakter 3D).[1] Pengertian media sosial, menurut Lisa Buyer, adalah metode interaksi yang saat ini paling atraktif, transparan, dan menarik.[2]

Dapat disimpulkan dari beberapa definisi menurut para ahli di atas bahwa media sosial merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk berinteraksi secara tidak langsung atau virtual yang bersifat atraktif, transparan dan menarik.

  • Pertumbuhan Media Sosial

Seiring dengan perkembangan zaman, media massa yang dulunya berupa handphone yang hanya bisa digunakan untuk telefon dan mengirim sms dengan menggunakan pulsa kini telah berevolusi menjadi handphone yang dilengkapi dengan beberapa fitur yang canggih dan internet.

Perkembangan internet di era digital 4.0 saat ini, laju dengan sangat pesat karena dengan teknologi yang serba canggih memberikan kita kemudahan untuk melakukan segala sesuatu aktivitas yang tidak bisa dilakukan secara langsung atau hanya bisa melewati dunia maya atau virtual.

  • Remaja

Remaja berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti berkembang atau matang menuju dewasa. Istilah kata remaja memiliki definisi yang jauh lebih luas yang mencakup kesehatan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa remaja menunjukkan sifat peralihan atau peralihan dengan baik karena pada masa inilah anak berhenti menjadi anak-anak dan menjadi remaja. Karena seseorang telah meninggalkan masa kanak-kanak namun belum mencapai usia dewasa dan masa remaja merupakan fase peralihan.[3]

Masa remaja, menurut Calon (dalam Monks, et al. 1994), dengan jelas menunjukkan jenis pergeseran atau transisi yang diperlukan. Remaja tidak lagi berstatus anak-anak tetapi belum mendapatkan status dewasa. Masa remaja menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) adalah masa antara masa kanak-kanak dan masa dewasa dimana seluruh bagian perkembangan seseorang sedang dipersiapkan menuju masa dewasa. Untuk wanita, masa remaja berlangsung dari usia 12 hingga 21 tahun sedangkan untuk pria berlangsung dari usia 13 hingga 22 tahun. Sementara itu, Zakiah Darajat (1990: 23) mendefinisikan masa remaja sebagai “fase peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Anak-anak sedang tumbuh dan mengalami masa perkembangan fisik dan psikis pada masa itu. Mereka bukanlah orang dewasa maupun anak-anak yang telah matang, juga tidak dalam kesehatan fisik atau mental atau perilaku yang baik.[4]

  • Era digital 4.0

Di era digital 4.0 saat ini, teknologi dan internet semakin canggih dan maju serta membawa berbagai dampak positif maupun negatif terhadap masyarakat khususnya pola perilaku remaja generasi z.[5]

Metode

            Dalam penyusunan artikel ini, penulis menggunakan metode studi literature, yang di mana melakukan literature review terhadap berbagai jurnal ilmiah.

Hasil dan Pembahasan

            Tidak dapat dipungkiri, di era digital saat ini, semua teknologi dan internet semakin canggih dan maju serta membawa berbagai macam dampak positi dan negatif terhadap perubahan pola perilaku masyarakat khusunya remaja generasi Z. Media sosial digunakan para remaja untuk mencari diri mereka sebenarnya. Tetapi, seharusnya mereka mencari jati dirinya dengan bergaul bersama teman sebaya mereka. Sedangkan nasib remaja yang tidak punya media sosial atau belum mampu untuk membeli alat komunikasi yang sudah canggih di era digital saat ini akan dianggap kuno oleh teman sebaya nya.

Media sosial di era digital 4.0 membuat mereka candu untuk bersosialita. Media sosial tidak sepenuhnya memberikan dampak buruk atau negatif bagi para remaja generasi Z. Media sosial memberikan sarana untuk para remaja mencari jati diri mengembangkan bakat mereka di berbagai bidang, misal menjadi konten kreator di platform Tiktok atau Instagram dan menjadi seorang pembisnis online muda dengan menjual barang secara kreatif di media sosial.

            Para Remaja paling sering menggunakan paltform Facebook, LINE, Whatsapp, Twitter, Path, Youtube, dan Messenger. Masing-masing platform media sosial ini menawarkan manfaat unik untuk menarik orang-orang media. Remaja mengalami kecanduan dalam bermedia sosial dan betah berlama-lama di dunia maya berkat banyaknya kemudahan media sosial. Media sosial memberikan berbagai feedback positif ataupun negatif tergantung dari masing-masing diri penggunanya.

            Hal ini sesuai dengan teori perkembangan remaja yang menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa perkembangan secara menyeluruh. Remaja sendiri memiliki sifat labil atau mudah terpengaruh. Karena remaja belum mencapai status dewasa dan bukan lagi anak-anak, mereka menunjukkan perubahan karakter yang nyata. Masa remaja adalah masa transisi karena menandai akhir dari masa kanak-kanak tetapi awal dari kedewasaan.

Remaja yang terlalu aktif di media Jejaring sosial ini juga kerap menyiarkan aktivitas sehari-hari mereka yang seolah menggambarkan usaha mereka untuk hidup di masa sekarang, sehingga membuat mereka lebih disukai di masyarakat. Namun, apa yang mereka publikasikan di media sosial belum tentu secara akurat mencerminkan bagaimana kehidupan sosial mereka sebenarnya. Remaja yang menerbitkan foto-foto sisi kehidupan mereka yang suka bersenang-senang lalai menyebutkan betapa kesepiannya mereka dalam kenyataan. Ruang interaksi dunia maya adalah salah satu dari sekian banyak hal yang mampu diciptakan oleh manusia sebagai agen kreatif.

  • Macam-Macam Media Sosial

Saat ini, Teknologi media sosial ada dalam berbagai bentuk, termasuk majalah digital, forum online, weblog, wiki, jejaring sosial, podcast, foto atau gambar, video, peringkat, dan bookmark sosial. Blogging, berbagi gambar atau foto, video blogging, wallposting, berbagi musik atau lagu, chatting, bahkan VoIP atau Voice over IP, dan aktivitas lainnya masing-masing memiliki manfaat tersendiri.[6]

  • Jenis-Jenis Media Sosial

Berikut ada beberapa macam jenis media sosial beserta fungsinya, diantara lain :

  • Video sharing atau platform yang digunakan untuk berbagi video, seperti tiktok, instagram, youtube, vimeno, dan daily motion
  • Mikroblog atau aplikasi dalam media sosial yang digunakan untuk menulis teks atau kata-kata pembaruan tentang berbagai aktivitas yang telah dijalani di dalam kehidupan sehari-hari, seperti twiter, facebook, instagram, dan tumblr.
  • Social networking atau Aplikasi berbagi jaringan sosial, seperti path, google, chrome, dan facebook.
  • Aplikasi berbagi jaringan profesional yang sering digunakan oleh kalangan mahasiswa untuk berbagi berbagai macam prestasi , seperti link id, scribd, dan slideshare.
  • Aplikasi berbagi foto yang digunakan untuk berbagi berbagai macam foto aktivitas kegiatan sehari-hari yang diunggah ke dalam media sosial, agar semua orang tahu kegiatan positif apa saja yang telah dilakukan. Platform yang digunakan untuk berbagi foto seperti, instagram, pinterest, whatsapp, dan lain-lain.[7]
  • Pengaruh Media Sosial

Media sosial membawa dan memberikan berbagai dampak positif dan dampak negatif di kalangan remaja generasi Z, sehingga dapat mengubah pola perilaku mereka di era digital 4.0,  antara lain :

  • Dampak Positif
  • Dapat meningkatkan dan memperluas jumlah pertemanan dari berbagai daerah, kota ataupun provinsi, meskipun hanya bisa berkabar lewat via whatsaap atau media platform lainnya.
  • Ketika para remaja menerima umpan balik dan positif dari teman yang mereka jumpai secara virtual maka akan mudah untuk belajar mengembangkan diri dan mencari jati diri mereka melalui teman-teman virtual mereka.
  • Berbagai platform yang tersedia di media sosial akan membuat para remaja menjadi lebih simpati dan empati kepada teman-teman mereka saat sedang berulang tahun, mengomentari foto dengan kata-kata yang positif dan dapat menjaga hubungan persahabatan mereka dengan berkomunikasi melalui media sosial.
  • Media sosial dapat digunakan untuk media promosi barang-barang online yang akan diperjual belikan melalui platform shopee, tokopedia, tiktok, dan instagram, yang akan membuat mereka dikit sedikit menitih menjadi pengusaha muda.
  • Media sosial sebagai media penyebaran informasi, sehingga kita dapat tahu informasi apa saja yang baru saja terjadi.
  • Media sosial sebagai media belajar dan sumber ilmu pengetahuan, kita dapat mencari berbagai informasi tentang sumber ilmu dan topik terbaru.
  • Dampak Negatif
  • Remaja yang sudah kecanduan akan media sosial, mereka tidak akan pernah lepas dari handphone mereka dan akan mengakibatkan pengelihatan mereka terganggu dan akan menjadi rabun.
  • Mereka akan menjadi malas belajar dan hilang konsentrasi akan belajar karena terlalu asyik dalam bermedia sosial.
  • Media sosial akan mengakibatkan mereka kurang simpati dan empati terhadap lingkungan yang ada di sekitar karena terlalu banyak menghabiskan waktu di dunia maya.
  • Banyaknya kriminalitas di media sosial oleh pelaku kejahatan yang memanfaatkan media sosial untuk melakukan penipuan, pencemaran nama baik dan penculikan terhadap remaja khususnya perempuan yang sebagian masih gaptek (gagap teknologi).
  • Media sosial dapat diakses menggunakan kuota internet yang bisa dibilang sedikit mahal untuk remaja dan itu akan menambah beban biaya pengeluaran orang tua.
  • Menurunkan produktivitas para remaja di dunia nyata dan rasa bersosialisasi dengan teman sebaya dan lingkungan sekitar akan berkurang.
  • Para remaja yang masih bersifat labil akan mudah terjerumus ke dalam bisnis prostitusi dan dunia hitam yang akan menawarkan dan menjanjikan keuntungan yang berlipat ganda. [8]

Kesimpulan

            Dapat disimpulkan dari pembahasan di atas mengenai pengaruh media sosial terhadap pola perilaku remaja di era digital 4.0 adalah Media sosial adalah platform internet yang memungkinkan orang untuk berkontribusi, berbagi, dan membuat informasi dengan mudah. Dengan teknologi dan internet yang sudah canggih dan maju seiring dengan perkembangan zaman, membuat masyarakat, khususnya remaja semakin aktif dalam bersosialita di dunia maya daripada di dunia nyata. Hal itu akan menyebabkan kurangnya simpati dan empati terhadap lingkungan sekitar dan berinteraksi secara langsung. Mereka hanya akan menghabiskan waktu dengan bermain media sosial. Untuk itu, kita sebagai remaja generasi Z, harus pandai dalam memanajemen waktu agar waktu kita tidak terbuang sia-sia dan tidak menyesali di kemudian hari.

References

Antony, Mayfield. 2008. What is Social Media?. London: iCrossing.

Purbohastuti, A. W. (2017). Efektivitas Media Sosial Sebagai Media Promosi. Tirtayasa Ekonomika12(2), 212-231.

Putri, W. S. R., Nurwati, N., & Budiarti, M. (2016). Pengaruh media sosial terhadap perilaku remaja. Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat3(1).

Gani, A. G. (2020). Pengaruh Media Sosial Terhadap Perkembangan Anak Remaja. Jurnal Mitra Manajemen7(2).

Jamilah, J., Astutik, C., & Asiah, K. (2020). Revolusi Industri 4.0 dan Pengaruhnya pada Kenakalan Remaja. SHINE: JURNAL BIMBINGAN DAN KONSELING1(1), 23-29.

Liedfray, T., Waani, F. J., & Lasut, J. J. (2022). Peran Media Sosial Dalam Mempererat Interaksi Antar Keluarga Di Desa Esandom Kecamatan Tombatu Timur Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal Ilmiah Society2(1

 

[1] Antony, Mayfield. 2008. What is Social Media?. London: iCrossing.

[2] Purbohastuti, A. W. (2017). Efektivitas Media Sosial Sebagai Media Promosi. Tirtayasa Ekonomika12(2), 212-231.

[3] Putri, W. S. R., Nurwati, N., & Budiarti, M. (2016). Pengaruh media sosial terhadap perilaku remaja. Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat3(1).

[4] Gani, A. G. (2020). Pengaruh Media Sosial Terhadap Perkembangan Anak Remaja. Jurnal Mitra Manajemen7(2).

[5] Jamilah, J., Astutik, C., & Asiah, K. (2020). Revolusi Industri 4.0 dan Pengaruhnya pada Kenakalan Remaja. SHINE: JURNAL BIMBINGAN DAN KONSELING1(1), 23-29.

[6] Ibid.

[7] Liedfray, T., Waani, F. J., & Lasut, J. J. (2022). Peran Media Sosial Dalam Mempererat Interaksi Antar Keluarga Di Desa Esandom Kecamatan Tombatu Timur Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal Ilmiah Society2(1).

[8] Gani, A. G. (2020). Pengaruh Media Sosial Terhadap Perkembangan Anak Remaja. Jurnal Mitra Manajemen7(2).

Yulia Dwi Santica
Penulis: Yulia Dwi Santica
Tentang Saya
Mahasiswi Prodi Sosiologi UIN Sunan Ampel Surabaya

DISCLAIMER

  1. Penulis bertanggung jawab penuh atas tulisan (termasuk gambar atau konten lain) yang dikirim dan dipublikasikan di Rumah Sosiologi, kecuali bagian-bagian yang dirubah atau ditambahkan oleh redaksi.
  2. Jika ada pihak yang keberatan dengan konten tulisan (baik berupa teks, gambar atau video) karena berbagai alasan (misalnya, pelanggaran hak cipta, pencemaran nama baik, atau hal lain yang melanggar hukum), silahkan menghubungi kami melalui email rumahsos.id[at]gmail[dot]com.
  3. Lebih lengkapnya, silahkan baca halaman DISCLAIMER

Tentang Kami

Rumah Sosiologi adalah komunitas independen tempat nongkrong para pecinta sosiologi seluruh Indonesia. Jangan lupa follow akun kami untuk mendapat update terbaru:

Ingin berkontribusi?

Hobby nulis? Punya info menarik soal jurnal, ebook, atau apapun yang berkaitan dengan sosiologi? Share donk di sini, daripada ditimbun, ntar basi :D. Baca CARA & PEDOMAN MENULIS.

Cari Artikel di Sini