Tindak korupsii di negara kita bukan lagi kejahatan biasa. Korupsi sudah menjadi penyakit kronis yang merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Kerugian yang tak ternilai akibat korupsi tidak hanya menyangkut aspek material, tapi lebih jauh dari itu sampai pada aspek mentalitas dan kultur bangsa. Tentu korupsi juga tak dapat dilepaskan dari problem struktural terkait sistem penyelenggaraan negara yang belum sepenuhnya ideal. Akan tetapi problem yang sangat mengkhawatirkan justru ada pada aspek kultural dan mental bangsa kita.
Praktek korupsi, gratifikasi dan sejenisnya dapat kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Praktek-praktek seperti ini tidak hanya terjadi pada hal-hal besar seperti projek milyaran atau bahkan trilunan rupiah, tapi juga pada hal-hal kecil sehari-hari seperti pemberian hadiah bagi dosen penguji skripsi. Praktek plagiasi yang tak jarang dilakukan di ligkungan akademik seperti perguruan tinggi juga sebetulnya merupakan sebentuk pencurian karya orang lain yang dalam konteks ini juga dapat dikatakan sebagai bentuk lain korupsi.Celakanya, hal-hal seperti ini acap dianggap wajar oleh lingkungan kita.
Oleh sebab itu menjadi penting untuk menanamkan pendidikan anti korupsi di lingkungan masyarakat, termasuk perguruan tinggi untuk menyelamatkan bangsa kita dari problem korupsi yang sangat kompleks dan sistemik. Untuk itu, sebagai bagian dari upaya mendukung pemberantasan korupsi, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menerbitkan buku Panduan Dosen Pembelajaran Pendidikan Anti Korupsi untuk Perguruan Tinggi.
Buku ini dapat diunduh di https://acch.kpk.go.id/id/component/bdthemes_shortcodes/?view=download&id=1351d7b4d50733eac0b2205cd02689
DISCLAIMER
|
